Dua mahasiswa Fisika ITERA angkatan 2019, Valent Atthariq dan Markus Mario Gabriel Sitorus menjadi Finalis dalam Gelaran Duta ITERA 2020 lalu. Gelaran Duta ITERA ini dielenggarakan untuk memilih mahasiswa/i yang nantinya akan menjadi “wajah” ITERA di masyarakat, sekaligus memperkenalkan ITERA.
Berawal dari motivasinya untuk memperkenalkan nama baik ITERA di masyarakat dan Prodi Fisika secara khusus, serta menjadi sosok postif yang mewakili ITERA, Valent, salah satu peserta dari profi fisika, memutuskan untuk mengikuti gelaran ini dengan dukungan dari keluarga, teman, dan seniornya di prodi fisika.
Untuk menjadi finalis banyak step seleksi yang harus dilewati mulai dari pendaftaran. Berdasarkan pengalaman yang dituturkan oleh Valent, setelah lolos seleksi tahap awal dengan mengirimkan, foto dan data diri serta berkas lainya, peseta kemudian lanjut ke tahap seleksi berikutnya, yakni tahap wawancara. Pada tahap ini, wawancara yang dilakukan terbagi menjadi 3 sesi, yakni tahap wawancara essay, public speaking, dan minta bakat. Pada wawancara essay peserta diminta untuk memberikan pandangan dan pendapat dari topik yang telah ditentukan, serta membuat program kerja yang berkaitan dengan jurusan dan program studi asal peserta. Dibantu dengan masukan dan saran dari seniornya, Valent memilih topik program kerja membuat alat rancangan temperature checker, yang dilatarbelakngi kondisi pandemi yang ia rasakan kala itu.
Kemudian, tutur Valent, setelah seleksi wawancara selesai, para peserta diminta untuk menunjukan minat bakat masing masing, disini Valent menunjukan bakatnya dalam memainan ukulele. Menurut ia, seniornya Bayu yang juga merupakan Ketua Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) ITERA, banyak membantu ia dalam melewati tahap seleksi pertunjukan minat bakat ini. Bayu banyak memberikan saran kepada Valent, seperti bagaimana catwalk yang baik, bagaimana cara berargumen yang baik, bagaimana cara mengatasi gugup pada public speaking dan bantuan lainnya. Setelah itu dipilihlah 20 besar peserta finalis untuk dikarantina, saat karantina selama kurang lebih 5 minggu, peserta menjalani pembinaan mengenai bagaimana sikap dan etika yang baik, bagaimana cara catwalk, cara public speaking yang baik, dan pengenalan lebih luas lagi tentang ITERA, Lampung dan Sumatera. Sayangnya, hanya sampai disinilah perjuangan Valent dan Markus sebagai finalis. Walaupun, tidak mendapat gelar juara, Valent menjelaskan, bahwa dirinya mendapatan pengalaman berharga, pengetahuan baru baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, mengenal lebih jauh tentang ITERA, kebudayaan Lampung, dan Sumatera.
Terakhir Valent menambahkan pesan, “Jika kita menginginkan suatu pencapaian, kita jangan hanya memikirkan goalsnya aja, kita harus tau bagaimana cara kita untuk mencapai tujuan itu dan harus tau bagaimana kerasnya pijakan langkah yang akan kita lalui demi apa yang ingin kita capai.
Jangan bermimpi dengan mata tertutup, tapi bermimpilah dengan mata dan pikiran yang terbuka”, tutur Valent.
Semoga sekilas gambaran pengalaman dari Valent ini, dapat menjadi gambaran dan pelajaran yang berharga untuk mahasiswa fisika berikutnya yang ingin mengikuti gelaran Duta ITERA.